RANGKUMAN MATERI IPA KELAS X
SMK HIDAYATUL ISLAM - GARAWANGI - INDONESIA

IPA merupakan salah satu ilmu tentang bagaimana memahami segala bentuk ciptaan Tuhan.  Dalam memaknai ciptaan Tuhan dibutuhkan kegiatan observasi atau kajian ilmiah. Dalam mengkaji suatu objek diperlukan adanya sikap-sikap ilmiah seperti memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, jujur, objektif, tidak tergesa-gesa, sabar dan tekun. Contoh seorang anak akan dapat memperbanyak buah mangga jika dia memiliki rasa ingin tahuyang tinggi terhadap proses perkembangbiakan buah mangga. Objek  dikaji dalam IPA bersifat kongkret(nyata) sehingga diperlukan penalaran logis dalam mengkaji setiap hal yang berkenaan dengan penemuan di IPA. Adapun salah satu cara dalam mengkaji objek-objek di IPA yaitu dengan menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah memuat langkah-langkah sistematis dalam memecahkan suatu masalah. Adapun langkah-langkah dalam metode ilmiah sebagai berikut,
  1. Merumuskan masalah harus memperhatikan beberapa hal diantaranya yaitu :
  • Masalah menyatakan adanya keterkaitan antara beberapa variabel atau lebih
  • Masalah tersebut merupakan masalah yang dapat diuji dan dapat dipecahkan
  • Masalah disusun dalam bentuk pertanyaan yang singkat, padat dan jelas
  • Contoh : Mengapa sering terjadi kebakaran hutan di daerah Kalimantan?
  1. 2. Menyusun kerangka teori
  • Kerangka teori dapat diperoleh dari sumber bacaan, hasil penelitian orang lain, fakta yang ada di lingkungan
  • Kerangka teori bersifat mengumpulkan keterangan-keterangan dan informasi, baik secara teori maupun data-data fakta di lapangan
  • Dari keterangan-keterangan dan informasi tersebut diperoleh penjelasan sementara terhadap permasalahan yang terjadi
  1. 3. Menyusun hipotesis
  • Hipotesis = jawaban sementara yang masih perlu dicari kebenarannya
  • Ditulis dalam pernyataan
  • Sederhana dan jelas
  • Berdasarkan keterangan-keterangan atau informasi yang dikaji baik dari sumber bacaan maupun fakta
  • Contoh : “Kuantitas penambahan ragi dapat mempengaruhi kualitas tempe kedelai”
  1. Dalam penyusunan prosedur percobaan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
  • Alat dan bahan yang akan digunakan
  • Pencantuman urutan langkah kerja
  • Perkiraan objek dan lokasi penelitian
  • Pencantuman garis besar pengolahan dan analisis data
  1. Pengambilan data/eksperimen
  • Bekerja sesuai dengan prosedur percobaan, tekun dan teliti
  • Data yang diambil sesuai fakta
  • Data bersifat kuantitatif (berupa angka) dan kualitatif (berupa sifat)
  • Dapat dilakukan melalui observasi (melibatkan panca indera)
  1. 6. Mengolah dan menganalisis data
  • Data hasil percobaan diolah berdasarkan acuan cara pengolahan data
  • Kerangka teori merupakan tolakan dalam mengolah dan menganalisis data
  • Menganalisis data dihubungkan dengan hipotesis yang telah disusun
  1. 7. Menarik Kesimpulan
  • Kesimpulan merupakan hasil analisis data yang dihubungkan dengan hipotesis yang telah disusun
  • Kesimpulan merupakan hasil generilisasi data-data objektif
  • Mencantumkan kekurangan dan kelebihan eksperimen
  1. 8. Melaporkan hasil penelitian
Pelaporan hasil penelitian berisi kata pengantar, daftar isi, judul percobaan, tujuan percobaan, rumusan masalah, rumusan kerangka teori, rumusan hipotesis, rumusan prosedur percobaan, data hasil percobaan, pengolahan dan analisis data, penarikan kesimpulan dan saran dan daftar pustaka




Keanekaragaman hayati muncul disebabkan oleh adanya ciri persamaan dan perbedaan yang dimiliki oleh mahluk hidup. Berdasarkan tingkatannya keanekaragaman hayati terdiri atas :
  1. 1. Keanekaragaman hayati tingkat gen
  2. Terdapat pada satu jenis mahluk hidup (cth perbedaan pada satu jenis ayam, kambing, sapi, bunga mawar), dll
  3. Dimunculkan oleh satu sifat beda (cth : pada bunga mawar hanya warna bunga, pada manusia perbedaan bentuk rambut), dll
  4. Dipengaruhi oleh faktor genetic dan lingkungan
  5. Perbedaan faktor genetic menghasilkan variasi
  6. Adanya perkawinan silang dapat menghasilkan varietas pada satu jenis mahluk hidup (cth : varietas padi)
    1. 2. Keanekaragaman hayati tingkat jenis
    2. Dipengaruhi oleh faktor genetic dan lingkungan
    3. Perbedaan antar jenis mahluk hidup (cth ; kucing dan harimau, terung dan cabe, dll)
      1. 3. Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem
      2. Dipengaruhi kondisi faktor abiotik dan biotic (flora dan fauna)
      3. Memiliki banyak perbedaan antar komponen yang satu dengan yang lain
      4. Contoh adanya ekosistem gurun(padang pasir), sabana dan stepa, hutan basah, hutan hujan tropis (keanekaragamannya tinggi), mangrove(hutan bakau), taiga, tundra(kutub)
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Keanekaragaman hayati yang tinggi ini ditandai dengan penyebaran berbagai jenis flora dan fauna. Di beberapa daerah  memiliki flora dan fauna khusus(endemic) seperti badak bercula satu di Ujung Kulon, Cendrawasih di Irian Jaya, Orang Utan di Kalimantan, Harimau di Sumatra, Bunga Rafflesia Arnoldi di Bengkulu, Anggrek Hitam di Kalimantan, Burung Jalak putih di Bali, Elang di Jawa. Akan tetapi, lahan konservasi untuk fauna sangat minim, sehingga fauna banyak mengalami kepunahan sehingga menjadi langka. Program Pemerintah untuk melestarikan flora dan fauna diantaranya yaitu adanya taman kota, adanya perlindungan insitu(dalam habitatnya, cth : komodo di pulau komodo), perlindungan secara eksitu(diluar habitatnya, cth : kebun raya bogor), adanya cagar alam, suaka marga satwa(perlindungan fauna), hutan lindung dan sebagainya. Adapun beberapa manfaat adanya keanekaragaman hayati yaitu objek wisata, pemenuh kebutuhan hidup manusia (sandang,papan,pangan), pembentukan kultur budaya, dll.
Kita mungkin masih ingat bahwa Sang Pencipta tidak hanya menciptakan manusia untuk mengatur bumi ini, tetapi mahluk hidup lain pun diciptakan sebagai motivator, gambaran perilaku dan kemajuan teknologi bagi kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, kita harus dapat menjaga dan memelihara keutuhan keseimbangan lingkungan atau dapat mempertahankan mahluk hidup lain. Sebuah pepatah memberikan isyarat “Untuk mengetahui air laut asin, maka rasakan air laut itu”. Bagaiamana kita dapat menjaga dan memelihara suatu mahluk hidup? Keanekaragaman hayati merupakan bentuk banyaknya ciri persamaan dan perbedaan suatu mahluk hidup. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengenali ciri persamaan dan perbedaan tersebut sehingga kita dapat mengetahui ciri spesifik suatu mahluk hidup. Klasifikasi mahluk hidupmerupakan salah satu upaya dalam mengkaji ciri persamaan dan perbedaan suatu mahluk hidup. Kajian ciri persamaan dan perbedaan mahluk hidup meliputi morfologi, anatomi, fisiologi atau biokimia. Adapun tahapan dalam klasifikasi mahluk hidup terdiri atas :
  • Identifikasi ialah tahapan mengenal ciri dan sifat mahluk hidup dengan mengobservasi struktur, bentuk, warna, ukuran, cara bereproduksi, habitat dan perilakunya.
  • Pengelompokkan merupakan pembagian kelompok berdasarkan ciri persamaan dan perbedaan yang telah teridentifikasi pada suatu mahluk hidup.
  • Pemberian Nama adalah proses labeling yang mengacu terhadap aturan Binomial Nomenklatur yang dicetuskan oleh Carolus Linnaeus
Salah satu cara dalam proses klasifikasi atau mengenali ciri persamaan dan perbedaan suatu mahluk hidup adalah menggunakan “kunci determinasi”. Kunci determinasi merupakan alat bantu untuk menentukan kedudukan sistematik suatu mahluk hidup yang memuat daftar atau keterangan ciri-ciri mahluk hidup yang dapat diobservasi.  Adapun manfaat klasifikasi mahluk hidup antara lain sebagai berikut :
  1. Mengenal dan mempelajari suatu mahluk hidup
  2. Mengetahui hubungan kekerabatan antar mahluk hidup
  3. Mengetahui peranan mahluk hidup bagi manusia (bahan pangan, bahan sandang, bahan papan, bahan obat-obatan)
  4. Mengetahui cara menjaga kelestarian mahluk hidup tersebut.
Berdasarkan cara pengelompokkan, klasifikasi mahluk hidup mencakup :
a)       Sistem buatan adalah pengelompokkan mahluk hidup dengan dasar sifat morfologi yang mudah dilihat (bentuk dan ukuran).
b)       Sistem alami adalah pengelompokkan mahluk hidup dengan dasar ciri-ciri morfologi alami (ciri yang dimiliki mahluk hidup).
c)       Sistem filogenik adalah pengelompokkan mahluk hidup dengan dasar kedekatanhubungan kekerabatan diantara takson(tingkatan) atau memperhatikan persamaan ciri dan derajat perkemabangan takson. Semakin banyak persamaan maka semakin berkerabat. Contoh padi dan rumput, terung dan tomat, kucing dan harimau.
Carolus Linnaeus sebagai pencetus memberikan penamaan suatu mahluk hidup dengan istilah Binomial Nomenklatur (penamaan dengan 2 suku kata). Setiap mahluk hidup dikelompokkan dalam setiap takson (tingkatan kelompok) yang dengan urutan sebagai berikut :
  1. Pada Animalia                         : Kingdom, Phylum, Class, Ordo, Familia, Genus, Species
  2. Pada Plantae                           : Kingdom, Divisio, Class, Ordo, Familia, Genus, Species
Keterangan :           Kingdom: Kerajaan, Phylum : Keluarga besar, Class : kelas, Ordo : bangsa, Familia : suku atau keluarga, Genus : marga, Species :jenis
Beberapa syarat dalam penulisan nama ilmiah menurut Tatanama Binomial Nomenklatur yaitu :
  1. Ditulis tegak diberi garis bawah, contoh Ipoma aquatic
  2. b. Ditulis miring tanpa diberi garis bawah, contoh Ipoma aquatic
  3. Sk I hurup awal capital, suku kata II hurup awal ditulis tidak capital, SK I : Ipoma,   SK II : aquatica
  4. Terdiri dari 2 suku kata, suku kata I menunjukkan genus, suku kata II menunjukkan spesies contoh Ipoma: genus, aquatica : spesies
Sistem Klasifikasi 5 kingdom (Animalia, Plantae, Fungi, Monera, Protista, virus)
  1. Protista meliputi organisme bersel satu dan eukariotik. Contohnya protozoa, alga, dan protista mirip jamur
  2. Monera meliputi organisme prokariotik contohnya bakteri dan ganggang biru
  3. Fungi meliputi organisme eukariotik uniseluler dan multiseluler, tidak berklorofil, tersusun oleh hifa dan berkembang biak dengan spora. Contoh jamur merang, jamur kuping
  4. Plantae meliputi organisme eukariotik multiseluler dan dapat berfotosintesis. Contohnya, Bryophyta (lumut), Pteridophyta (paku), spermatophyta (biji)
  5. Animalia meliputi organisme eukariotik multiseluler, heterotrof dan dapat berpindah tempat. Contohnya Porifera, Coelenterata, Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata.
Hewan vertebrata terbagi menjadi 5 kelas yaitu : pisces(hewan bersirip), Amphibi(hewan 2 alam), Reptil(hewan melata), Aves(hewan berbulu) dan Mamalia(hewan menyusui dan berambut).
Berdasarkan perkembangan teknologi diketemukan mahluk hidup peralihan yaitu Virus, jenis virus pertama kali diketemukan yaitu TMV. Sejalan dengan perkembangan teknologi diketemukan berbagai jenis virus yang secara umum memiliki ciri dapat dikristalkan, mahluk hidup peralihan, bereproduksi pada sel hidup, dan menyerang kekebalan tubuh.
LIMBAH
(MATERI IPA KELAS XI SMK)

Limbah adalah sisa hasil produksi /buangan yang kehadirannya pada saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomi dan ekologis (Ekologi Industri :169). Limbah dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis berdasarkan pembagiannya :
  1. Berdasarkan kegiatan pemenuhan kebutuhan hidup manusia(sumber), limbah terbagi menjadi 2 yaitu :
  2. Limbah industry      : limbah yang dihasilkan dari kegiatan menghasilkan bahan pemenuh kebutuhan hidup manusia, cth : asap pabrik, sisa oli,

limbah pertanian, limbah pertambangan
  1. Limbah domestic    ; limbah yang dihasilkan dari kegiatan pemanfaatan bahan kebutuhan hidup manusia, contoh limbah cair domestic(air

detergen), limbah padatan
  1. Berdasarkan Kandungan limbahnya, maka limbah terbagi menjadi :
  2. Limbah organic       : jenis limbah yang mengandung unsur  C,H,O. jenis limbah ini mencakup sisa protein, lemak, dan karbohidrat. Contohnya,

sisa makanan, sisa mahluk hidup, organic sintetik (pemanis buatan)
  1. Limbah anorganik   : jenis limbah yang mengandung unsur  tunggal, senyawa  gabungan C,H, atau C,O, atau H,O dengan unsur yang lain.
Contohnya limbah merkuri, zat pewarna, limbah timbal(Pb), gas CO, gas CO2 dll
  1. Berdasarkan Wujudnya, limbah terbagi menjadi :
  2. Limbah cair            : jenis limbah yang bersifat cair, contohnya limbah cair domestic, limbah industry, limbah hasil pertanian, limbah hasil
pertambangan, limbah minyak pelumas atau penambangan lepas pantai minyak bumi
KandunganJenisIndikatorKeterangan
PadatanSisa hasil pencernaan, sisa penggunaan barang konsumsi,..jumlah padatandapat mengurangi kualitas air
Bahan buangan aerobsisa tumbuhan, bangkai,..Uji BODBOD : analisis oksigen terlarut
Komp. Org. sintetikzat pewarna, pemanis buatan ,…uji warna, bau dan rasamengurangi kualitas air
Senyawa organic dan mineralsisa makanan, sisa senyawa kimia, logam berat(Pb, Merkuri..)kandungan logam beratsenyawa organic : mengandung unsur C,H,O (umumnya pada mahluk hidup), logam Pb sering terdapat pada baterai kendaraan, pelapis keramik, pelapis kabel
Nutriensisa penggunaan pupukcth : posfat, senyawa nitrogeneutrofikasi ; peledakan pertumbuhan eceng gondok yang diakibatkan oleh kelebihan nutrisi pada peraiaran(posfat)
Bahan radioaktfuranium, bahan peledak, …kandungan bahan radioaktifdapat menimbulkan kanker (karsinogenik), mutasi gen
Minyakoli, kebocoran tangki minyakuji penetrasi cahayaminyak pada permukaan air dapat mengganggu proses fotosintesis tumbuhan di dalam air
PanasBuangan air industrysuhu perairansuhu tinggi dapat mengganggu ekosistem perairan

  1. Limbah Padat          : dapat bersumber dari hasil produksi atau hasil pemakaian alat pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Pada umumnya,
limbah padat dapat dikategorikan menjadi limbah padat renewable(dapat didaur-ulang, cthnya kertas),
unrenewable(tidak dapat -ulang,cthnya: karet, logam, karet)
SumberFasilitasJenis
DomestikRumah tangga, apartemenSisa makanan, pembungkus makanan
KomersialPertokoan, pasar, restoran, hotel, institusiKertas, abu, sampah plastik, sampah organik
IndustriKilang minyak, pertambangan, pabrikLimbah industri, B3
KonstruksiPembangunan gedung, jembatan, jalanSemen, baja, sisa pembangunan yang lain

  1. Limbah Gas             : limbah gas bersumber terutama dari proses pembakaran. Sumber limbah gas berasal dari industry, pabrik, proses

gunung meletus, aktifitas biologis(pembusukan). Proses pembakaran terbagi menjadi 2 yaitu : pembakaran sempurna

menghasilkan CO2 yang dapat berdampak terjadinya pemanasan global, pembakaran tidak sempurna menghasilkan CO

yang tidak berbau dan berwarna tetapi dapat mengakibatkan keracunan di dalam tubuh manusia. Indikator alami adanya

pencemaran udara yaitu dapat menganalisis pertumbuhan Lichen(simbiosis jamur dan alga). Sensitivitas lichen(lumut

kerak) dapat dijadikan indicator rendah tingginya suatu daerah terkena limbah gas.

Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain. karakteristik limbah B3 mencakup : mudah meledak; pengoksidasi; sangat mudah sekali menyala; sangat mudah menyala; mudah menyala; amat  sangat beracun; sangat beracun; beracun; berbahaya; korosif; bersifat iritasi; berbahaya bagi lingkungan; karsinogenik; teratogenik; dan mutagenik. Berdasarkan jenis buangannya, limbah B3 dapat dikategorikan menjadi :
  1. Radioaktif                                                        : buangan yang mengemisikan radioaktif berbahaya, persistence untuk periode waktu yang lama.
  2. Bahan kimia                                                    : umumnya digolongkan lagi menjadi synthetic organic; anorganic logam, garam-garam, asam dan

basa; flamable dan explosive.
  1. Bahan yang mudah terbakar (flamable)        : dalam bentuk bahan kimia padat, cair, gas. Gesekan, penyerapan uap air, atau perubahan kimia

secara spontan dapat mudah mengalami kebakaran
  1. Bahan yang mudah meledak (explosive)        : dihasilkan dari pabrik bahan peledak, pada suhu dan tekanan standar (250 C, &60 cmHg)
  2. Limbah bersifat reaktif                                  : pada keadaan normal tidak stabil, bereaksi hebat dengan air menimbulkan ledakan,
  3. Limbah beracun                                              : limbah yang mengandung pencemar bersifat racun bagi manusia atau lingkungan
  4. Limbah yang bersifat korosif                         : menyebabkan iritasi pada kulit, pengkaratan pada logam, memiliki pH kurang dari 2
  5. Limbah karsinogenik                                      : dapat menyebabkan terjadinya kanker atau terjadi mutasi gen
  6. Limbah teratogenik                                        : limbah yang dapat mengakibatkan kecacatan, contohnya limbah merkuri di teluk Minamata jepang
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas limbah/besar-kecilnya dampak suatu limbah yaitu volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Batas kebolehan suatu limbah atau bahan pencemar dibuang ke lingkungan diatur dalam baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperbolehkan untuk suatu zat atau bahan pencemar terhadap lingkungan. Kegiatan pengurangan dampak limbah atau bahan pencemar dengan usaha 3R (reuse, reduce, recycle).
  1. Reuse : memanfaatkan kembali barang sisa tanpa perlakuan  contoh botol air minum
  2. Reduce : pengurangan dampak limbah dengan cara mengurangi penggunaan bahan dasar/mentah dalam kegiatan produksi
  3. Recycle : daur ulang untuk menghasilkan produk baru yang dapat dimanfaatkan kembali cth daur ulang kertas, plastic

Berdasarkan UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982, Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya).  Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Pencemaran lingkungan  tidak dapat dihindari. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkngan.  Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan.
Syarat-syarat suatu zat disebut polutan  diantaranya sebagai berikut :
  1. Bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek merusak.
  2. Jumlahnya melebihi jumlah normal
  3. Berada pada waktu yang tidak tepat.
  4. Berada di tempat yang tidak tepat.
Sifat polutan adalah :
  1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi.
  2. Merusak dalam waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.

Macam-macam Pencemaran Lingkungan
Berdasarkan Tempat Terjadinya, Menurut tempat terjadinya, pencemaran dibedakan menjadi pencemaran udara, air, dan tanah.
a. Pencemaran Udara
Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil pembakaran, SO, SO2, CFC, CO, dan asap rokok.
1. CO2
Pencemaran udara yang paling menonjol adalah semakin meningkatnya kadar CO2 di udara. Karbon dioksida itu berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu. Meningkatnya kadar CO2 di udara tidak segera diubah menjadi oksigen oleh tumbuhan karena banyak hutan di seluruh dunia yang ditebang. Sebagaimana diuraikan diatas, hal demikian dapat mengakibatkan efek rumah kaca.
2. CO
Di lingkungan rumah dapat pula terjadi pencemaran. Misalnya, menghidupkan mesin mobil di dalam garasi tertutup. Jika proses pembakaran di mesin tidak sempurna, maka proses pembakaran itu menghasilkan gas CO (karbon monoksida) yang keluar memenuhi ruangan. Ciri dari gas ini tidak berbau, dan tidak berwarna. Hal ini dapat membahayakan orang yang ada di garasi tersebut. Selain itu, menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup juga berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot akan masuk ke dalam mobil, sehingga dapat menyebabkan kamatian
3. CFC
Pencemaran  udara yang berbahaya lainnya adalah gas khloro fluoro karbon (disingkat CFC). Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang, karena tidak beraksi, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berbahaya. Gas ini dapat digunakan misalnya untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (freon), pendingin pada almari es, dan penyemprot rambut (hair spray).
Gas CFC yang membumbung tinggi dapat mencapai stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3). Lapisan ozon ini merupakan pelindung bumi dari pengaruh cahaya ultraviolet. Kalau tidakl ada lapisan ozon, radiasi cahaya ultraviolet mencapai permukaan bumi, menyebabkan kematian organisme, tumbuhan menjadi kerdil, menimbulkan mutasi genetik, menyebebkan kanker kulit atau kanker retina mata. Jika gas CFC mencapai ozon, akan terjadi reaksi antara CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut “berlubang” yang disebut sebagai “lubang” ozon.
Menurut pengamatan melalui pesawat luar angkasa, lubang ozon di kutub Selatan semakin lebar. Saat ini luasnya telah melebihi tiga kali luas benua Eropa. Karena itu penggunaan AC harus dibatasi.
  1. SO, SO2
Gas belerang oksida (SO, SO2) di udara juga dihasilkan oleh pembakaran fosil (minyak, batubara). Gas tersebut dapat beraksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan, yang menyebabkan air hujan menjadi asam. Maka terjadilah hujan asam.
Hujan asam mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati. Produksi pertanian merosot. Besi dan logam mudah berkarat. Bangunan –bangunan kuno, seperti candi, menjadi cepat aus dan rusak. Demikian pula bangunan gedungdan jembatan
b. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Kualitas air yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan warna.
Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan antara lain :
1. Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.
2. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai. Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur.  Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat, kita dapat menemui cacingT ubifex berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis (bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan organik dari limbah pemukiman.  Dikota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Didalam air got yangdemikian tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan limbah industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.
3. Limbah Industri
Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.  Dilaut, sering terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal lain. Minyak yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan kilometer. Ikan, terumbu karang, burung laut, dan hewan-hewan laut banyak yang mati karenanya. Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.
4. Penangkapan Ikan Menggunakan racun
Sebagia penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan atau potas (racun)untuk menangkap ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air.  Racun tersebut tidak hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makluk hidup yang ada didalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut mengakibatkan pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya perairan. Akibat yang dtimbulkan oleh pencemaran air antara lain
  1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.
  2. Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi) dan
  3. Pendangkalan Dasar perairan.
  4. Punahnya biota air, misalnya ikan, yuyu, udang, dan serangga air.
  5. Munculnya banjir akibat got tersumbat sampah.
  6. Menjalarnya wabah muntaber.
c. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah-sampah rumah tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian, dan peternakan. Sampah dapat dihancurkan oleh jasad-jasad renik menjadi mineral, gas, dan air, sehingga terbentuklah humus. Sampah organik itu misalnya dedaunan, jaringan hewan, kertas, dan kulit. Sampah-sampah tersebut tergolong sampah yang mudah terurai. Sedangkan sampah anorganik seperti besi, alumunium, kaca, dan bahan sintetik seperti plastik, sulit atau tidak dapat diuraikan. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian.
Sebaiknya, sampah yang akan dibuang dipisahkan menjadi dua wadah. Pertama adalah sampah yang terurai, dan dapat dibuang ke tempat pembuangan sampah atau dapat dijadikan kompos. Jika pembuatan kompos dipadukan dengan pemeliharaan cacing tanah, maka akan dapat diperoleh hasil yang baik. cacing tanah dapat dijual untuk pakan ternak, sedangkan tanah kompos dapat dijual untuk pupuk. Lihat gambar 8.19. Proses ini merupakan proses pendaurulangan (recycle). Kedua adalah sampah yang tak terurai, dapat dimanfaatkan ulang (penggunaulangan = reuse). Misalnya, kaleng bekas kue digunakan lagi untuk wadah makanan, botol selai bekas digunakan untuk tempat bumbu dan botol bekas sirup digunakan untuk menyimpan air minum.
Baik pendaurulangan maupun penggunaulangan dapat mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Keuntungannya, beban lingkungan menjadi berkurang. Kita tahu bahwa pencemaran tidak mungkin dihilangkan. Yang dapat kita lakukan adalah mencegah dampak negatifnya atau mengendalikannya.
Selain pengguna ulangan dan pendaurulangan, masih ada lagi upaya untuk mencegah pencemaran, yaitu melakukan pengurangan bahan/ penghematan (reduce), dan melakukan pemeliharaan (repair). Di negara maju, slogan-slogan reuse, reduce, dan repair, banyak diedarkan ke masyarakat.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah antara lain
a. Terganggunya kehidupan organisme (terutama mikroorganisme dalam tanah).
b. Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah sehingga tidak baik  untuk pertumbuhan tanaman, dan
c. Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi.

2. Berdasarkan Macam Bahan Pencemaran
Menurut macam bahan pencemarnya, pencemaran dibedakan menjadi berikut ini,
a. Pencemaran kimiawi : CO2 logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, Ni,)  bahan raioaktif, pestisida, detergen, minyak, pupuk anorganik.
b. Pencemaran Biolagi : mikroorganisme seperti Escherichia coli, Entamoeba coli, Salmonella thyposa.
c. Pencemara fisik : logam, kaleng, botol, kaca, plastik, karet.
3. Berdasarkan Tingkat Pencemaran
Menurut tingkat pencemarannya, pencemaran dibedakan menjadi sebagai berikut.
a. Pencemaran ringan, yaitu pencemaran yang dimulai menimbulkan gangguan ekosistem lain. Contohnya pencemaran gas kendaraan bermotor.
b. Pencemaran kronis, yaitu pencemaran yang mengakibatkan penyakit kronis. Contohnya pencemaran Minamata, Jepang.
c. Pencemaran akut, yaitu pencemaran yang dapat mematikan seketika. Contohnya pencemaran gas CO dari knalpot yang mematikan orang di dalam mobil tertutup, dan pencemaran radioaktif.

C. Dampak Pencemaran Lingkungan
1. Punahnya Spesies
Sebagaimana telah diuraikan, polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengelami keracunan, kemudian mati. Berbagai spesies hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda, larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar., adpula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampui, hewan tersebut akan mati.
2. Peledakan Hama
Penggunaan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena
predator punah, maka serangga hama akan berkembang tanpa kendali.
3. Gangguan Keseimbangan Lingkungan
Punahnya spasies tertentu dapat mengibah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan dan lairan energi menjadiberubah. Akibatnya, keseimbangan lingkngan terganggu. Daur materi dan daur biogeokimia menjadi terganggu.
4. Kesuburan Tanah Berkurang
Penggunaan insektisida mematikan fauna tanah. Hal ini dapat menurunkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah menjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Demikian juga dengan terjadinya hujan asam.
14
5. Keracunan dan Penyakit
Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalami keracunan. ada yang meninggal dunia, ada yang mengalami kerusakan hati, ginjal, menderita kanker, kerusakan susunan saraf, dan bahkan ada yang menyebabkan cacat pada keturunan- keturunannya.
6. Pemekatan Hayati
Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makluk dikenal sebagai pemekatan hayati (dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai biomagnificition.
7. Terbentuknya Lubang Ozon dan Efek Rumah Kaca
Terbentuknya Lubang ozon dan terjadinya efek rumah kaca merupakan permasalahan global yang dirasakan oleh semua umat manusia. Hal ini disebabkan karena bahan pencemar dapat tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain



PENGELOLAAN LIMBAH

Beberapa negara maju talah memanfaatkan limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan industri. umumnya limbah dimangaatkan untuk berbagai macam bahan yang berguna tergantung teknologi yang digunakan. misalnya sampah organik dapat dipakai sebagai bahan untuk membuat pupuk(kompos), gas bio, alkohol, dll. dalam penanganannya membutuhkan perlakuan yang berbeda, karena sifat-sifat dari limbah juga berbveda-beda. beberapa cara penanganan limbah yang dapat dilakukan secara sederhana yaitu:

penumpukan
pengomposan
pembakaran
sanitari landfill.

suatu sisterm penangan limbah yang baik harus memperhatikan bahwa limbah tersebut tidak menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit serta tidak menjadi medium perantara menyebarluasnya suatu penyakit. Syarat lainnya adalah dalam penanganannya tidak mencemari udara, air, atau tanah serta tidak menimbulkan bau dan tidak menimbulkan kebakaran.
Pengolahan Limbah Padat
Pengolahan limbah padat meliputi pengumpulan sampai dengan pemusnahan dan pembuanganny. Pengelolaan limbah padat harus memperhatikan karakteristik dan kandungan yang terdapat di dalam limbah padat tersebut. Limbah padat yang mengandung bahan organik dapat membusuk dengan adanya aktivitas mikroorganisme pengurai. Dengan demikian, pengelolaannya menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan maupun dalam pemusnahannya.
Pembusukan limbah padat organik akan menghasilkan antara lain gas CH4(metana) dan H2S (asam sulfida) yang bersifat racun bagi manusia. Akan tetapi, bagi lingkungan limbah padat ini relatif kurang berbahaya karena dapat terurai dengan sempurna.
Limbah padat yang mengandung bahan anorganik tidak dapat membusuk. Bila memungkinkan limbah padat jenis ini sebaiknya didaur ulang. Bila tidak memungkinkan dapat dibakar agar terurai menjadi bentuk lain sehingga volumenya lebih kecil. Untuk limbah padat yang mengandung B3, diperlukan suatu cara khusus.
Pembuangan limbah padat dapat dilakukan dengan cara landfill, animal feeding, penguraian dengan mikroorganisme maupun penekanan untuk memperkecil volume. Untuk limbah padat yang tidak dapat membusuk atau mengandung B3, penggunaan incenerator (pesawat pembakar) merupakan salah satu metode yang direkomendasikan. Limbah padat yang mengandung bahan organik dan tidak mengandung B3 dapat diproses secara biologi untuk mengurangi volumenya atau dapat juga untuk memperoleh produk yang berguna seperti kompos (aerobic) maupun biogas (anaerobic). Tetapi cara ini berpotensi mengeluarkan bau yang tidak sedap.