MEMAHAMI POLUSI DAN DAMPAKNYA
TERHADAP MANUSIA DAN LINGKUNGAN
Oleh : Agus Danu
Raharjo, S.Pd.
Kompetensi
Dasar :
1.
Mengidentifikasi jenis limbah
2.
Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja
3.
Mendeskripsikan dampak polusi terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan
Polusi
atau pencemaran lingkungan berdasarkan Undang-undang Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982. diartikan sebagai peristiwa masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam
lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya.
Zat
atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan.
Syarat-syarat
suatu zat disebut polutan apabila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian
terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara
berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan
efek merusak.
Suatu
zat dapat disebut polutan apabila
(1).
Kadar polutan jumlahnya melebihi jumlah
normal dalam lingkungan
(2).
Polutan berada pada lingkungan tersebut
pada waktu yang tidak tepat, artinya polutan berada cukup lama dan mengganggu
aktivitas dan kesehatan makhluk hidup.
(3).
Polutan menetap atau berpindah tempat
dan akhirnya berada pada suatu
daerah/lokasi atau wilayah, tempat tertentu yang mengganggu keseimbangan
lingkungan.
Berdasarkan
jenisnya limbah dibedakan menjadi limbah padat, cair dan gas serta limbah
energi.
·
Limbah
padat berupa benda padat yang dibuang ke lingkungan, misalnya partikel padat yang dikeluarkan dalam cerobong asap
dan aliran air, detergen padat, logam
serta limbah lainnya.
·
Limbah
cair dapat berupa minyak, asam sulfat,
air raksa yang larut di udara dan air serta lainnya.
·
Limbah
berupa gas antara lain carbon dioksida, carbon monoksida yang keluar dari
knalpot kendaraan bermotor, cerobong
asap, amoniak yang dibuang ke ke lingkungan sekitar dan sebagainya.
·
Limbah
energi terjadi akibat energi bunyi misalnya terjadinya kebisingan akibat mesin
·
menghasilkan
bunyi yang keras.
Untuk
mempelajari jenis polusi ini secara sederhana dapat dibedakan menjadi 3
kategori, yakni limbah digolongkan berdasarkan pada :
a.
Tempat terjadinya polusi
Polusi udara terkait dengan keberadaan
partikel atau zat di udara atau larutnya
bahan kimia di udara lalu dihirup oleh makhluk hidup sehingga dapat mengganggu kehidupan. Misalnya
gas karbondioksida, karbonmonoksida yang
produk buangan dari sisa pembakaran pada mesin atau kendaraan bermotor yang
dikeluarkan lewat knalpot mesin atau kendaraan bermotor. Gas H2S beracun dan banyak dijumpai di daerah
gunung berapi. Gas Nitrogendioksida, sulfurdioksida yang terbentuk saat
pembakaran batubara, dan sebagainya.
Polusi pada air dikenali lewat bau,
rasa dan warna. Dengan membandingkannya dengan air bersih yang layak diminum
polusi air disebabkan oleh berbagai jenis pencemar yang berasal dari sisa
limbah industri, sampah organik dan anorganik. Limbah industri dan rumah tangga
terjadi pada pemukiman yang berada di sekitar daerah aliran sungai apabila di
sepanjang muara sungai tersebut terdapat industri yang membuang limbahnya ke
sungai. Limbah ini bisa berupa detergen, logam-logam berat, atau senyawa air
raksa. Pada lingkungan pertanian limbah
dapat berasal dari bahan pembuat pupuk yang
selanjutnya terjadi penimbunan yang melebihi daya dukung air sehingga
tumbuhan dan binatang air tak mampu bertahan hidup lebih lama.
Polusi pada tanah disebabkan oleh
berbagai sebab di antaranya sampah plastik yang sukar hancur dalam tanah, botol
plastik, kaca, karet sintesis dan kaleng.
Detergen yang secara alami sulit diuraikan dalam air akan terserap oleh
tanah sehingga mengotori lingkungan tempat tinggal. Polusi suara disebabkan oleh suara bising
kendaraan bermotor, mesin pabrik yang sedang beroperasi, pesawat terbang dengan
frekuensi
penerbangan yang tinggi, suara yang
berasal dari speaker pada tape recorder atau bunyi amplifier yang digunakan
dalam kegiatan dengan musik di gedung auditorium
b.
Bahan pencemar
Apabila polusi dibedakan berdasar
bahan pencemarnya maka dikenal polusi kimiawi, biologi dan fisika. Uraian di
depan telah diberikan contoh berbagai polutan yang bersumber dari bahan kimia,
misalnya carbon dioksida, carbon monoksida di udara, hidrocarbon, hidrogen
sulfat juga banyak dijumpai pada polusi udara.
Pada polusi air juga banyak terlarut bahan kimia yang membahayakan,
misalnya zat radioaktif, logam-logam seperti Hg, Pb, As, Cd, dan Cr. Tinggi
rendahnya bahaya polusi kimia ini didasarkan ukuran atau parameter tetentu.
Misalnya parameter kimia, biologi dan fisik.
Termasuk parameter kimia antara lain
tingkat keasaman, alkalinitas, logam berat yang terlarut. Polusi yang bersumber
dari biologi pada umumnya berkaitan dengan kerja mikrorganisme yang mengganggu.
Misalnya gangguan limbah pada sumur akibat tercemar berbagai bakteri dan baksil
sebagai bibit penyakit. Parameter biologi meliputi ada tidaknya mikroorganisme
pengganggu. Misalnya jumlah bakteri
e-coli, virus, bentos
dan plankton.
Dalam hal yang lain berkaitan dengan
mikroorganisme, ukurannya didasarkan pada parameter biokimia misalnya BOD
(Biochemical Oxygen Demand) yakni jumlah oksigen dalam air untuk
mengukurbanyaknya pencemar organik. Selanjutnya polusi berasal dari bahan fisik
misalnya plastik, kaleng, botol kaca dan karet.
Ukuran atau parameter fisik meliputi suhu, warna, rasa, bau, tingkat
kekeruhan serta radio aktivitas.
c.
Tinggi rendahnya kadar pencemar.
Polusi berdasarkan tinggi rendahnya
bahan pencemar dibedakan menjadi (a) polusi yang menimbulkan iritasi, (b) polusi yang menyebabkan reaksi
faal tubuh manusia dan (c) polusi yang telah merusak lingkungan dalam kadar
yang tinggi. Ukuran di atas di dasarkan
pada ketentuan dari WHO, yang menyatakan besaran tingkat pencemaran didasarkan
pada kadar zat pencemar dan lama waktu kontak antara pencemar dengan makhluk
hidup, khususnya manusia. Gangguan
iritasi terutama terjadi setelah kontak antara pencemar dengan panca indera
manusia dan tubuhnya serta dapat
menimbulkan gangguan iritasi.
2.3.
Mengidentifikasi Jenis Polusi Pada Lingkungan Kerja
2.3.1. Kebisingan
Bunyi
Kebisingan suara merupakan salah satu
jenis polusi pada lingkungan kerja pada umumnya. Kebisingan ini juga merupakan salah satu
masalah yang berkaitan dengan polusi lingkungan udara. Polusi akibat kebisingan semakin menjadi
masalah manakala jumlah populasi manusia bertambah banyak dan semuanya hidup
dalam lahan yang terbatas. Di negara
Indonesia umumnya gangguan kebisingan terjadi di lingkungan perkotaan dengan
industri yang berkembang pesat. Pada daerah perkotaan dengan rapat populasi
yang besar kebisingan bahkan dapat menjadi ancaman kesehatan manusia.
Gangguan kerja akibat kebisingan
semakin besar manakala bekerja pada daerah yang dekat dengan sumber bunyi yang
selalu berisik. Tingkat kebisingan yang tinggi akan dapat mengakibatkan
gangguan pendengaran, gangguan emosi bahkan gangguan jantung. Gangguan kebisingan ini dapat berlangsung
pada saat bekerja, berbicara dan bahkan saat sedang beristirahat.
2.3.2.
Polusi Udara
Polusi lingkungan kerja yang lain
adalah polusi udara dan air Polusi udara di sekitar lingkungan kerja yang
banyak dijumpai adalah pengotoran udara akibat gas buang dari kendaraan
bermotor. Pencemaran udara disebabkan
oleh sumber alami maupun oleh kegiatan manusia. Sumber pencemar udara dibedakan
menjadi pencemar primer dan sekunder. Pencemaran udara terkait dengan
keberadaan partikel atau zat di udara dan
larutnya bahan kimia di udara lalu dihirup oleh pekerja sehingga dapat
mengganggu kesehatannya. Misalnya gas karbondioksida, karbonmonoksida buangan
dari sisa pembakaran yang lewat knalpot kendaraan bermotor, hidrokarbon (HC)
merupakan pencemar primer.
2.3.3.
Polusi Sampah Organis
Di lingkungan kerja, sampah organis
merupakan polutan yang paling banyak ditemui
dan tampak hampir pada setiap
lingkungan kerja. Khusus limbah sampah
di perkotaan di Indonesia ada
kecenderungan sampah organis memiliki volume paling besar. Sampah organis ini
cenderung membahayakan lingkungan karena dapat merupakan sumber penyakit
menular. Polusi sampah organis ini
ditinjau dari berbagai segi akan merugikan.
Dari segi ekonomi sampah organis ini dapat merusakkan berbagai
perabotan, tanaman maupun benda lainnya. Bila sampah organis masuk ke dalam air
sungai maka dapat mematikan kehidupan dalam air, misalnya ikan dan binatang
piaraan. Bau busuk dapat mengganggu kehidupan di sekitar sampah organis
tersebut, keindahan kota menjadi rusak dan daya tarik wisatawan menjadi
berkurang.
2.4. Mendeskripsikan Dampak Polusi
Terhadap Kesehatan Manusia dan Lingkungan
Limbah semakin menjadi masalah keberlangsungan hidup
dan kehidupan manusia di perkotaan ditandai dengan jumlah populasi manusia, dan
sekaligus masing-masing individu menyumbangkan limbah yangdibuang ke
lingkungan. Jumlah limbah yang dibuang ini melebihi kapasitas alam untuk
merombaknya. Sebagian besar limbah di perkotaan berasal dari limbah rumah
tangga dan industri. Jika setiap orang di kota besar seperti Jakarta,
menghasilkan limbah dalam sehari 1 kg saja maka dalam satu hari tidak kurang
dari 500 ton per hari. Dalam satu bulan
menjadi 15000 ton. Suatu jumlah yang sangat banyak untuk dapat mengelolanya.
Limbah semacam ini berakibat negatif karena :
a.
limbah dapat membahayakan kesehatan
manusia.
b.
limbah dapat merusak benda, mengganggu
binatang dan tumbuhan, secara ekonomis merugikan keuangan bila tak dikelola
secara baik.
c.
bila limbah larut dalam air dapat memunahkan kehidupan dalam air, seperti
ikan, binatang lainnya.
d. Mengganggu
keindahan, akibat bau busuk, kotor, tak teratur dan sebagainya.
1 komentar:
Good article :)
Post a Comment